Apa itu Teknologi Pertahanan 5.0 yang Disebut Ganjar Saat Debat Capres?

Apa itu Teknologi Pertahanan 5.0 yang Disebut Calon presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo Saat Debat Capres? Minggu, 7 Januari 2023.
Digify

Info Komputer - Calon presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo menyebut Sistem Pertahanan 5.0 dalam Debat Capres yang diselenggarakan KPU RI, Minggu, 7 Januari 2023. 

Dia bersama pasangannya, Mahfud Md, menyatakan berkomitmen menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan modernisasi pertahanan Sakti (Perkasa dengan Keunggulan Teknologi). 

Apa itu Teknologi Pertahanan 5.0?

Apa itu Teknologi Pertahanan 5.0 yang Disebut Calon presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo Saat Debat Capres? Minggu, 7 Januari 2023.
“Pertahanan kita mesti masuk wilayah 5.0 dengan teknologi Sakti. Dengan rudal hipersonik, senjata siber, sensor kuantum, dan senjata otonom"

Itu bisa dilakukan kalau anggaran dari Kementerian Pertahanan 1-2 persen dari PDB,” kata Ganjar dalam sesi penyampaian visi dan misi di Debat Ketiga Capres di Istora Senayan, Jakarta, pada Minggu, 7 Januari 2024. 

Lantas, apa saja kelebihan dari teknologi-teknologi Pertahanan 5.0 Sakti yang dicanangkan Ganjar? 

Rudal Hipersonik

Dilansir dari laman Konsorsium Non-Proliferasi dan Perlucutan Senjata Uni Eropa (EUNPDC), rudal hipersonik merupakan perangkat senjata yang dapat bermanuver dan menghabiskan sebagian besar lintasannya di atmosfer dengan kecepatan suara di atas Mach 5 atau lebih dari 1,5 kilometer per detik. 

Untuk mencapai kecepatan melebihi 1,5 kilometer per detik, rudal hipersonik digerakkan dengan propulsi yang disebut scramjet (ramjet pembakaran supersonik). 

Penggunaan scramjet bertujuan untuk menghasilkan kecepatan 1,5 hingga 2,6 kilometer per detik atau Mach 5 hingga Mach 8 pada rudal hipersonik dengan jangkauan lebih dari 300 kilometer. 

Super-ramjet atau scramjet adalah jenis penggerak aerobik yang memanfaatkan oksigen dari atmosfer sebagai pengoksidasi. 

Untuk menghasilkan reaksi pada scramjet, diperlukan booster agar mendapatkan kecepatan minimal. 

Salah satu kesulitan terbesar dalam pengoperasian scramjet adalah mencapai waktu pembakaran bahan bakar dan pengoksidasi pada kecepatan supersonik. 

Banyaknya kesulitan terkait pengembangan scramjet, menyebabkan rudal hipersonik sebagian besar masih dalam tahap pengembangan. 

Hingga saat ini, rudal yang paling mendekati dengan teknologi tersebut adalah Rudal Tsirkon/Zircon milik Rusia yang diperkirakan mempunyai jangkauan 500-1.000 kilometer. 

Senjata Siber

Berdasarkan laman Sekolah Pascasarjana Angkatan Laut Amerika Serikat (NPS), senjata siber adalah perangkat lunak yang digunakan untuk menyerang perangkat lunak atau data lain dalam sistem komputer. 

Senjata siber seringkali mengeksploitasi kelemahan atau kesalahan pada perangkat lunak. 

Senjata siber dapat berupa modul perangkat lunak yang tampak polos. Untuk melihat apa yang dilakukannya tidaklah mudah, karena banyak yang memerlukan kata sandi dan mungkin efeknya sangat kecil. 

Oleh karena itu, sangat sulit untuk mengidentifikasi senjata siber dalam sistem komputer. 

Senjata siber dapat menyerang berbagai jenis sasaran militer. Salah satu yang paling umum adalah sistem perintah dan kendali musuh serta komunikasi dan surat elektroniknya. 

Perangkat lunak pengontrol senjata dan kendaraan juga menjadi target yang paling sering dituju para peretas. 

Sensor Kuantum

Dilansir dari United State Naval Institute (USNI) News, sensor kuantum merupakan prinsip fisika kuantum dalam sebuah sensor. 

Menurut Dewan Ilmu Pertahanan AS (DSB), sensor kuantum menjadi penerapan teknologi kuantum militer yang paling matang saat ini. 

Penginderaan kuantum dapat memberikan sejumlah peningkatan kemampuan pada sistem militer. 

Misalnya, memberikan pilihan posisi, navigasi, dan pengaturan waktu alternatif yang secara teori memungkinkan sistem militer untuk tetap beroperasi dengan kinerja penuh meskipun berada di lingkungan tanpa GPS. 

Selain itu, sensor kuantum juga dapat digunakan dalam peran intelijen, pengawasan, dan pengintaian (ISR). 

Pengembangan dan penerapan penginderaan kuantum dapat diimplementasikan dalam proses deteksi kapal selam dan alat penangkal nuklir berbasis laut. 

Sensor kuantum dapat memungkinkan personel militer dalam mendeteksi struktur bawah tanah atau bahan nuklir karena sensitivitas ekstrem terhadap gangguan lingkungan. 

Tak hanya itu, sensitivitas sensor kuantum juga mendeteksi emisi elektromagnetik, sehingga dapat membantu menemukan lokasi musuh. 

Senjata Otonom

Sementara itu, menurut Komite Internasional Palang Merah (ICRC), senjata otonom adalah senjata apa pun yang memilih dan menerapkan kekuatan terhadap sesaran tanpa campur tangan manusia. 

Seseorang yang mengaktifkan senjata otonom tidak mengetahui secara spesifik siapa atau apa yang akan diserang, serta di mana dan kapan serangan akan terjadi.

Hal itu terjadi karena senjata otonom beroperasi berdasarkan sensor dan perangkat lunak. Misalnya, pergerakan seseorang yang dapat memicu berhentinya kendaraan militer. 

Sehingga, senjata otonom menimbulkan kekhawatiran karena sukar untuk mendeteksi efek yang dihasilkan. 

Ranjau dapat dianggap sebagai senjata otonom yang belum sempurna lantaran kerugian serius yang ditimbulkan terhadap warga sipil. 

Hingga saat ini, senjata otonom umumnya digunakan untuk melawan sasaran militer yang jelas, seperti senjata dan amunisi, radar militer, tank musuh, dan wilayah yang hanya dihuni oleh sedikit warga sipil. 

Oops!
It seems there is something wrong with your internet connection. Please connect to the internet and start browsing again.
AdBlock Detected!
We have detected that you are using adblocking plugin in your browser.
The revenue we earn by the advertisements is used to manage this website, we request you to whitelist our website in your adblocking plugin.
Site is Blocked
Sorry! This site is not available in your country.